Jumat, 23 November 2012

buletin si Uddin-Peran Organisasi Bagi Mahasiswa


Horizontal Scroll: BULETIN SI UDDIN SERIAL MOTIVASI
TERBIT BULAN OKTOBER 2012 



PERAN ORGANISASI BAGI MAHASISWA[1]
 

            Dilihat dari namanya , mahasiswa bisa diartikan pelajar yang luar biasa, karena telah menempuh jenjang terakhirnya dalam level pendidikan secara formal. pemahaman ini jelas berbeda dengan pemaknaan siswa yang biasa diartikan pelajar. Penyisipan arti maha (luar biasa) dalam memaknai mahasiswa tidaklah terjadi secara kebetulan. Pernyataan ini bisa diperkuat dengan idealisme mahasiswa dengan adagiumnya yang terkenal yaitu “agent of change” yang berarti pelaku perubahan.
Logika dari gelar ini berorientasi pada penempatan mahasiswa sebagai sentral yang bisa memainkan peran aktifnya untuk mengawali dan mengawal sebuah perubahan. Untuk itu, mahasiswa tertuntut untuk menjadi orang yang betul-betul super dalam lingkungannya sehingga transformasi ilmu dan pengalamannya bisa dirasakan oleh masyarakat.
Untuk mewujudkan idealisme tersebut, perlu sebuah langkah kongret dan efektif yang membawa mahasiswa pada kondisi tersebut. Langkah-langkah itu bisa ditemukan dalam pengalaman mengelola sebuah komunitas, mobilisasi massa, menghimpun ide, menganalisis persoalan, dan memecahkan masalah. Semua itu bisa dicapai oleh mahasiswa dalam sebuah perhimpunan yang disebut dengan organisasi.
Mahasiswa tanpa organisasi bagaikan kupu-kupu terbang yang hanya mondar-mandir menghabiskan tenaga dan harta . Mereka hanyalah siswa lanjutan yang hanya belajar materi akademik. Mereka hanya mementingkan bagaimana menjadi orang pintar tanpa merenungkan bagaimana mentransformasikannya dalam kelangsungan hidup masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa teori tidak selalu sama dengan realitas. Bagaimanapun pintarnya seorang mahasiswa berteori, genius sekalipun dalam mengerjakan soal, belum tentu dia bisa memecahkan persoalan yang dihadapi oleh masyarakat.
Pada titik inilah, organisasi tidak bisa dihindari oleh mereka yang mengaku betul-betul mahasiswa. Kalau hanya ingin mencari ilmu pengetahuan, seseorang tidak perlu repot-repot menjadi mahasiswa. Dia bisa belajar autodidak dengan membaca koran dan buku ilmiah serta internet atau menyimak diskusi yang dipublikasikan oleh media televisi, misalnya. Namun, dia tidak boleh terlalu banyak bermimpi untuk bisa menjadi leader (pemimpin) dalam sebuah komunitas karena kepemimpinan adalah bagian penting dalam pengalaman organisasi. (Zainuddin El-Madury)
Ada dua macam organisasi dalam dunia kemahasiswaan:
  1. Organisasi Intra Kampus
  2. OrganisasiEkstraKampus
Di STAIN Pekalongan contohnya, Organisasi Intra kampus seperti Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang membawahi Unit Kegiatan Khusus (UKK) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Tujuan UKK dan UKM yakni memediasi minat dan bakat mahasiswa untuk menstimulasi keseimbangan otak kiri dan otak kanan kita serta mengasah respon atau daya kreatifitas. Contohnya :
1.     UKM SIGMA (Studi Gender Mahasiswa)
2.     UKM GEMALAWA
3.     UKM Theater Zenith
4.     UKM SPORT
5.     UKM LPTQ
6.     UKM LDK (lembaga Dakwah Kampus)
7.     UKM SPEAC
8.     UKM Al-Mizan Lembaga Pers Mahasiswa
9.     UKK Racana
10. UKK Menwa
11. UKK KOPMA, dll
Sedang Organisasi Ekstra Kampus lebih memfokuskan untuk berproses di luar, daripada konteks Keluarga Mahasiswa dari kampus masing-masing. Selain itu mengarahkan proses pembelajaran untuk mengenal Organisasi yang lebih besar dengan berbagai dinamika ruang dan waktu. Contohnya seperti di STAIN pekalongan ada :
  1. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
  2. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
  3. Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh Al-nahdliyah (MATAN)
  4. KAMMI
Dengan demikian, marilah kita bersama-sama membangun dinamika kemahasiswaan kita dengan berorganisasi. Organisasi bukanlah hal yang membuat seseorang berantakan ataupun mendapat Indek Prestasi (IP) yang sedikit. Namun berorganisasi selain mendapat sebuah pengalaman, juga mendapatkan kita belajar bagaimana mengelola sebuah komunitas, mobilisasi massa, menghimpun ide, menganalisis persoalan, dan memecahkan masalah.
MAHASISWA,, MARI KITA BERORGANISASI !!!!!



Line Callout 3 (Border and Accent Bar): Salah satu media orasi seorang intelektual muda adalah lewat tulisan, bukan kekerasan
 

 

 

 

 

 



[1] Penulis dan editor : wong ushuluddin dewe(zainul khikam)

Tidak ada komentar: